Rabu, 07 Maret 2012

120307 pelajaran di tahun pertama berada di dunia kerja

bismillaah

alhamdulillaah hari ini aku mendapatkan pelajaran yang sangat banyak.
teringat apa yang disampaikan bu reza, ibu dari mas eril.
hidup di jakarta itu harus struggle. benar, harus bisa bertahan dan kuat, serta ulet menjalaninya. struggle. sekali lagi kata-kata sakti itu aku ingat sampai saat ini.




kemudian pelajaran yang ke dua adalah tentang cara berkomunikasi.
aku ingat ketika dulu ikut pelatihan "dare tobe a leader" (berani menjadi pemimpin). banyak hal yang aku dapatkan dari kegiatan canggih ini. diantaranya adalah tentang bagaimana seorang pemimpin bersikap. lebih banyak mendengar orang lain daripada dia berbicara banyak ke orang lain. kemudian tentang bagaimana adab memberitahu orang lain jika kita mengetahui sesuatu yang tidak kita sukai dari orang itu.

aku bisa menyimpulkan 3 hal yang dilakukan ketika melihat hal yang buruk/kurang pada orang lain (maklum, manusia itu tempatnya khoto' wan nisyan, tempatnya salah dan lupa), tidak langsung kita sampaikan maksud kita kepada orang itu, tapi seperti ini.


1. segera introspeksi kepada diri sendiri

hal yang kita anggap kurang/salah/buruk dari orang lain itu menjadi contoh nyata untuk kita, harusnya kita lebih memahaminya karena contohnya langsung di depan mata kita. tidak perlu menunggu kejadian itu menimpa diri kita. kita langsung bisa menekankan pada diri kita untuk tidak melakukan hal yang sama. dan harapannya bisa belajar lebih baik dari hal itu.

2.  melihat kebaikan-kebaikan dari dirinya

hal yang kedua, kita tidak langsung menyalahkan dan menegurnya, tapi kita ingat lagi kebaikan-kebaikan yang ada pada dirinya. kita bisa menyebutkannya kepadanya agar terjadi suasana yang nyaman ketika berkomunikasi dengannya. setelah itu mengarah kepada masalah yang kita anggap kekurangan dari dirinya yang akan kita koreksi dan kita ingatkan kepadanya, barulah kita masuk ke tahap selanjutnya.

3. menegurnya dengan halus

hal yang kita lakukan setelah menyebutkan kebaikan-kebaikannya, maka kita menyampaikan dengan bahasa yang sangat halus, jangan langsung (tudu poin). sedikit demi sedikit kita bicara dengan bahasa yang sopan sesopan mungkin. agar tidak menimbulkan reaksi yang tidak kita inginkan akibat aksi yang keras yang kita berikan. ingat lagi hukum newton ke tiga, F aksi = - F reaksi. seperti halnya ketika kita memukul tembok, kita sendiri yang merasakan sakit, seolah-olah tembok itu yang memukul kita. ketika kita berbicara kasar, secara tidak langsung pasti kita merasakan tusukan tajamnya kata-kata kita itu pada diri kita. jika kita saja sakit mendengar kalimat itu, apalagi dia yang mendengarnya. maka dari itu, kita usahan sedari dini untuk berkata yang sopan. ingat hukum padi seperti yang ale katakan, "semakin berisi, semakin merunduk". hendaknya begitu juga dengan kita. percuma juga kalau kita pinter, tapi akhlak, sopan santun, budi pekerti kita tidak baik. mau jadi apa kita? menggunakan ilmu yang kita miliki untuk berkelit? untuk menyakiti perasaan orang lain? kayaknya engga banget deh.. maka kalau kita melihat orang hebat yang lo profail, seharusnya kita bisa lebih menghargai beliau. einstein saja yang canggih kayak gitu masih mengatakan kalau orang yang bisa menjelaskan yang sulit itu jadi mudah itu baru disebut orang pintar. itu juga pelajaran yang aku dapatkan dari kata-kata mutiara di lembar soal yang saudaraku buat.

satu lagi, sebaiknya ketika kita menyampaikan maksud kita kepadanya, kalau bisa hanya 4 mata, hanya ada kita sendiri dan dia. terkadang ada sebagian orang yang tidak terima jika ditegur di hadapan orang banyak karena mungkin merasa malu. bisa jadi orang itu akan menolak dengan keras dan mungkin saja akan marah dengan apa yang kita utarakan, walaupun yang kita sampaikan itu benar. mungkin ada yang tidak ingin harga dirinya jatuh di depan orang banyak. kita harus bisa menjaga perasaan orang lain. ok..


semoga ini bisa menginspirasi kita semua.
maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar